Pantai Muncar. Baunya amis dan sangat menusuk hidung, banyak orang yang
melintas dijalan daerah Muncar pastinya akan merasakan mual dan muntah-muntah.
Bau yang menyengat hidung itu berasal dari pembuangan limbah cair yang dibuang oleh
pabrik-pabrik ke sungai. Limbah tersebut sudah mencemari laut sampai radius 200
sampai 300 meter dari bibir pantai.
Hampir setiap hari warga Desa Kedungringin, Desa Kedungrejo Kecamatan
Muncar Kabupaten Banyuwangi, mencium aroma khas yang sangat menyengat menusuk
hidung dan tidak sedap, bau tersebut dikeluarkan dari hasil pembuangan limbah
cair, limbah yang dibuang secara langsung ke sungai itu tanpa dilalui dengan
proses yang jelas.
Pembuangan limbah cair dari pabrik yang ada disekitar desa mereka sudah
bukan hal yang baru bagi warga, aliran sungai yang sudah tercemar limbah cair langsung
mengalir ke laut dan mencemari laut, pemandangan tersebut sangat jelas ketika
Tim Monitoring melintas di Desa Kedungringin dan menyaksikan pembuangan limbah
ke sungai secara jelas.
Menurut Erna 28 tahun warga Desa kedungringin, “Warga setiap hari harus
mencium bau tidak sedap dan sangat menusuk hidung pak, sampai suami dan
anak-anak saya minta pindah rumah, apalagi saat musim hujan tiba baunya malah semakin
parah, saya dan keluarga pasti ngungsi keluar muncar,”
Sementara tokoh pemuda di Desa Kedungringin Wahid 32 tahun menjelaskan
kepada Monitoring, “Kami ingin pemerintah Kabupaten segera menindaklanjuti
persolaan limbah cari dari pabrik ini, kasihan anak-anak kami, setiap hari
harus mencium bau tidak sedap, keluhan anak-anak desa banyak yang menderita
mual-mual, pusing dan muntah-muntah saat pabrik-pabrik sudah mulai membuang limbahnya
ke sungai,”
Di Desa kedungringin dan Desa Kedungrejo ada sekitar 90 pabrik yang
berdekatan secara langsung dengan pemukiman warga, bau yang menusuk hidung ini
dirasakan warga sudah terjadi puluhan tahun, sementara pabrik-pabrik mengeruk
keuntungan warga harus menerima bau limbah cair. Tidak ada warga yang diberikan
kompensasi atau pelayanan kesehatan yang memadai.
Warga yang mayoritas penghasilannya bergantung dari laut, saat ini sangat
kesulitan untuk mendapatkan tangkapan ikan, sudah tidak seperti 5 tahun yang
lalu. Warga pernah melakukan aksi unjuk rasa, sayang aksi yang dilakukan warga
ini harus berbenturan dengan aparat kepolisian. Tidak ada tindakan yang jelas
dan kongkrit dari dinas terkait soal limbah ini.
Dampak akibat limbah cair yang mencemari sungai dan laut ini dirasakan secara
langsung oleh warga, kondisi udara yang tidak sehat, terutama dialami oleh
anak-anak, air sumur juga sudah mulai tercemar warga sering mengalami
gatal-gatal diseluruh badan mereka. Kebutuhan air bersih untuk warga juga
sangat dibutuhkan mengingat banyak sumur warga yang sudah tercemar Limbah cair.
Vonis ini juga pernah disampaikan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) dari jakarta, bahkan hasil penelitian yang dilakukan oleh BPPT
tingkat pencemaran diperairan Muncar sudah sangat parah, hasil kajian dan
penelitian BPPT ini seharusnya menjadi acuan untuk Pemkab Banyuwangi segera
mengambil tindakan.
Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya tempat pembuangan sampah akhir
atau TPS/A di muncar, sehingga menimbulkan persoalan baru, akibat tidak adanya
tempat pembuangan sampah, warga juga membuang sampah rumah tangga di sungai.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Rela Berkunjung di Blog Agustinus.