Pembayaran Pelunasan Korban Lumpur Lapindo Masih Mendapatkan Janji Dari Minarak Lapindo Jaya Sekitar 250 Warga Korban Lumpur Lapindo Yang Tinggal Di Kahuripan Nirwan Terima Sertifikat Rumahnya Korban Leasing Sulit Mendapatkan Keadilan dari Kepolisian Polres Sidaorjo Tidak Menanggapai Laporan Korban Leasing Korban Leasing Takut Untuk Membuat Laporan Kepada Kepolisan Program Anak Asuh JAS MERAH untuk Anak-Anak Kurang Beruntung Isu Kudeta Tidak Terbukti, Lapas Di Jogja di Kudeta Pasukan Tidak Dikenal PT. MINARAK LAPINDO JAYA YANG BERJANJI MENYELESAIKAN SERTIFIKAT WARGA KAHURIPAN PADA BULAN OKTOBER, TIDAK TERBUKTI

Senin, 25 Juli 2011

Anak-Anak Korban Lumpur Lapindo Peringati Hari Anak Nasional ‘Celoteh Ini Senjata Kami’

Anak-Anak koban lumpur Lapindo memperingati Hari Anak Nasional, aksi menggelar kegiatan seni yang bertema ‘Celoteh Ini Senjata Kami’. Aksi seni dan kreataifitas berbagai ragam kegiatan yang ditampilkan anak-anak dari korban lumpur Lapindo ini, merupakan bagian dari perlindungan terhadap anak-anak terutama akibat dampak semburan lumpur Lapindo yang muncul 5 tahun yang lalu.

Untuk mengobati rasa trauma yang di alami anak-anak korban lumpur Lapindo, agar terlepas dari segala persoalan yang terjadi pada kasus korban Lapindo, berbagai macam seni mereka sajikan dengan penuh suka cita dan gembira, beberapa koleksi foto-foto yang dipotret oleh anak-anak yang tanpa memiliki kemampuan selayaknya fotografer profesinoal, secara bergiliran untuk dipamerkan, kebanyakan tema dari foto-foto tersebut masih tentang kondisi yang di alami di sekitar mereka, dan karya foto ini mendominasi seluruh ruang dalam sanggar.

Muhammad Irsyad Pendiri Sanggar Anak Al FAZ, ingin memberikan apresiasi karya anak-anak korban Lumpur Lapindo. Pada momen peringatan hari anak nasional ini dirinya ingin membangkitkan kembali semangat, keluguan, kecerian dan kemandirian pada anak-anak korban lumpur Lapindo atas segala macam persoalan yang di alami oleh korban lumpur Lapindo. “Anak-anak korban lumpur Lapindo pada umumnya posisinya sangat lemah dan sangat membutuhkan perlindungan dan perhatian yang cukup dari kita semua, anak-anak korban lumpur Lapindo hampir tidak pernah tersentuh” ungkapnya Jumat (22/7/2011).

Banyak kisah yang lucu dan mengelikan dalam aksi menggambar yang digoreskan oleh anak-anak korban lumpur Lapindo, coretan dan goresan yang di buat oleh anak-anak juga masih sekitar kejadian semburan lumpur panas yang timbul dari sumur Lapindo Brantas inc. milik Bakrie grup.
Salah satunya coretan gambar yang menarik, lukisan berjudul Bakrie kurang ajar, gambar babi merah muda, bagian atasnya bertulis: Suatu hari ada babi bernama bakrie. Bingkai kedua bertulis: Bakrie merusak desa Besuki, dengan gambar atap rumah tenggelam lumpur dan babi yang memandangnya berujar,"ha...ha...ha syukurin kalian." Berikutnya, Warga melawan Bakrie: beberapa orang membawa pentungan dan berteriak," tangkap...hajar...sikat!!!", gambarnya babi lari dikejar dengan teriakan,"tolong...". Pada bagian keempat nampak babi di atas panggangan kayu bakar: "Akhirnya babi Bakrie dijadikan Babi panggang".

Dia juga menyatakan, sekarang ini yang terjadi, lanjutnya, anak-anak sangat terabaikan di tengah pusaran dan permasalahan Lumpur Lapindo. Anak-anak ini secara tidak sadar telah dikorbankan lagi oleh kondisi masyarakat dalam hal ini orang tua yang terus berusaha untuk memperjuangkan nasibnya memperoleh ganti rugi. “Mestinya kebutuhan anak-anak juga harus diperhatikan demi masa depan mereka semua,”tandasnya.

Kegiatan ini diharapkan mampu membuka kesadaran kita dan agar lebih memperhatikan kondisi dampak yang di alami dikalangan anak–anak korban lumpur Lapindo, kasih sayang kita semua sangat dibutuhkan oleh meraka.

“Kami menagih tanggung jawab sosial politik kepada pemerintah untuk memberikan perlindungan, fasilitas dan prioritas bagi jaminan hak-hak terutama pada anak–anak korban lumpur Lapindo,”pungkasnya.

Sanggar Al Faz milik Muhammad Irsyad yang pernah terendam lumpur Lapindo terletak di sebelah timur bekas Jalan Tol Sidoarjo-Gempol didirikan tiga tahun yang lalu. Wilayah ini sendiri tidak masuk dalam wilayah peta terdampak yang sudah di tetapkan pemerintah untuk diberikan ganti rugi, yang menjadi tanggung jawab Lapindo Brantas Inc ataupun APBN-P.

Muhammad Irsyad bangga dan senang menggunakan rumahnya untuk kegiatan sanggar ini. Rumah yang berukuran dua puluh lima meter persegi dipakai kegiatan latihan tari dan musik, begitu antusiasnya anak-anak untuk ikut latihan, terpaksa bagian dalam ruangan tamupun harus direlakan untuk dugunakan latihan oleh anak-anak. Hampir setiap sore anak-anak berkumpul untuk berlatih dan bermain.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Sudah Rela Berkunjung di Blog Agustinus.

KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DAN SUDI MEMBACA ARTIKEL-ARTIKEL YANG ADA PERJUANGAN KAMI TIDAK AKAN PERNAH BERHENTI KAMI TERUS AKAN MELAWAN SAMAPAI KAPANPUN BANTUAN DAN KEPEDULIAN MASYARAKAT SANGAT KAMI BUTUHKAN, DERITA KAMI JANGAN DI BAWA KE RANAH POLITIK

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More