Keinginan PT. Lapindo Brantas Inc. (LBI) untuk meneruskan eksplorasi dan eksploitasi gas dan minyak di Sidoarjo tepatnya di Desa Kalidawir Kecamatan Tanggulangin, mendapatkan banyak penolakan dari berbagai kalangan mulai dari warga sidoarjo, kalangan politisi, pemkab dan tokoh-tokoh Sidoarjo.
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah sendiri juga sangat tidak berkenan dengan rencana eksploitasi gas bumi oleh PT. Lapindo Brantas Inc. (LBI) yang rencananya berada di tiga titik kawasan yang berada di sisi utara pusat semburan lumpur di area sumur Banjar Panji I Desa Renokenongo, Porong itu.
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah sendiri juga sangat tidak berkenan dengan rencana eksploitasi gas bumi oleh PT. Lapindo Brantas Inc. (LBI) yang rencananya berada di tiga titik kawasan yang berada di sisi utara pusat semburan lumpur di area sumur Banjar Panji I Desa Renokenongo, Porong itu.
Penolakan itu disampaikan Bupati ketika selesai bertemu dengan pihak PT. Lapindo Brantas Inc. (LBI) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) di pendopo Delta Wibawa, Kamis (24/02/11) "Persoalan sosial yang terjadi saat ini saja belum teratasi, sekarang malah mau melakukan pengeboran lagi,"
Lapindo Brantas Inc. (LBI) selama ini memiliki lebih 25 sumur pengeboran di Kabupaten Sidoarjo. Sebanyak 20 sumur berada di Desa Wunut, Kecamatan Porong, sedangkan lima lagi di Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, dan selama ini Lapindo Brantas Inc. (LBI) sudah melakukan ekplorasi di Desa Kalidawir
"Di Kalidawir ada sebanyak tiga titik yang belum dieksploitasi. Sedangkan, ijin eksploitasi dari BPH Migas telah dikantongi sebelum semburan lumpur mencuat. Namun, Pemerintah Sidoarjo tak bisa bertindak jika warga yang berada di lokasi pengeboran juga memberikan ijin,'' tandasnya.
Media Relations Lapindo Brantas Inc. (LBI) Diaz Roychan, apabila pendalaman pengeboran ini diizinkan pihaknya siap menyuplai kebutuhan gas untuk 21 ribu rumah tangga di Sidoarjo dan Surabaya. Sebab dari pendalaman pengeboran lima sumur itu bisa menghasilkan gas sebanyak tiga juta standar metrik kaki kubik per hari. Sementara kapasitas produksi gas di Desa Kalidawir saat ini baru 0,3 juta kaki kubik per hari.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sidoarjo Sungkono meminta BPH Migas untuk mengkaji ulang ijin eksploitasi Lapindo dan juga mengawasi eksploitasi yang sudah dilakukannya. "LBI harus segera menyelesaikan masalah sosial dan juga melengkapi analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) pengeboran di Desa Kalidawir," Ungkapnya.
Sungkono sendiri juga menjadi korban lumpur dan pabrik rokoknya terendam luapan lumpur itu menolak semua jenis eksplorasi maupun eksploitasi oleh Lapindo. "Sesuai aturan, seluruh ijin eskpoitasi Lapindo harus ditinjau ulang," Katanya.
Sungkono sendiri juga menjadi korban lumpur dan pabrik rokoknya terendam luapan lumpur itu menolak semua jenis eksplorasi maupun eksploitasi oleh Lapindo. "Sesuai aturan, seluruh ijin eskpoitasi Lapindo harus ditinjau ulang," Katanya.
Warga yang berada di sekitar lokasi pengeboran mengaku trauma dengan semburan lumpur di Porong yang menyebabkan ribuan jiwa terusir dari kampung halamannya. Selain itu, mereka mengaku tak mendapat keuntungan atas eksploitasi gas alam tersebut.
"Warga tak setuju pengeboran, khawatir bencana lumpur juga terjadi di sini," kata Kusnadi, salah seorang warga Desa Kalidawir. Belum terkena bencana semburan, warga bahkan sudah dirugikan, jalan desa selebar 2,5 meter rusak parah akibat sering dilewati truk tangki pengangkut gas bum. Eksploitasi ladang gas bumi di Kalidawir aktif berproduksi sejak lima tahun lalu.
"Warga tak setuju pengeboran, khawatir bencana lumpur juga terjadi di sini," kata Kusnadi, salah seorang warga Desa Kalidawir. Belum terkena bencana semburan, warga bahkan sudah dirugikan, jalan desa selebar 2,5 meter rusak parah akibat sering dilewati truk tangki pengangkut gas bum. Eksploitasi ladang gas bumi di Kalidawir aktif berproduksi sejak lima tahun lalu.
Sumber :
beritajatim.com
tempointeraktif.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Rela Berkunjung di Blog Agustinus.