Puluhan warga Porong Sidoarjo, berunjuk rasa memblokir pertigaan jalan raya Porong dan Desa Gedang.
Mereka menuntut polisi segera membuka jalur penyeberangan yang ditutup untuk rekayasa jalur lalu lintas, karena dianggap menghambat aktivitas warga.
Dengan membawa berbagai poster, puluhan warga Desa Gedang dan Mindi Kecamatan Porong mengawali aksi unjuk rasa di pinggir jalan raya Porong.
Namun, karena tidak mendapat tanggapan dari polisi, puluhan warga ini merangsek ke tengah jalan raya porong dengan berusaha membuka tanda penutup kendaraan dari dan menuju ke desa mereka.
Akibatnya dari aksi unjuk rasa tersebut, kendaraan yang sedang melintas di jalan raya porong terhambat dan mengakibatkan kemacetan.
Aksi warga ini dipicu karena polisi melakukan rekayasa jalur lalu lintas dengan menutup semua akses jalur penyeberangan.
Sehingga, warga terpaksa memutar hingga ke putaran balik ke Japanan- Pasuruan yang jaraknya kurang lebih tiga kilometer.
“Akibat adanya rekayasa jalur ini mengakibatkan perjalanan terlalu jauh dan menghambat ekonomi warga, “ ujar Edi Siswanto, warga Porong, rabu (23/03/2011).
Sementara itu polisi berdalih rekayasa jalur terpaksa dilakukan karena, lebih mengutamakan pemakai jalan.
“Jalan raya porong adalah jalan satu-satunya setelah jalan tol porong terendam lumpur. Sehingga, setiap hari jalan raya porong selalu macet, “ kata Kompol Andi Arisandi, Kabag Ops Polres Sidoarjo.
Setelah melalui mediasi antara warga dan polisi, akhirnya jalur penyeberangan pertigaan rumah sakit Bhayangkara dan pertigaan desa gedang sepakat dibuka.
Sumber : kabarsidoarjo.com
5 komentar:
Dipikirkan SOLUSINYA...bukan akses warga porong ditutup...Porong tidak pernah lepas dari kemacetan........
yang diberi tugas bingun cari cara menghabiskan anggaran rakyat......
akibat serakahnya manusia.........
Rakyat sidoarjo tidak boleh diam....
BPLS tidak bekerja...padahal anggaran sudah siap siaga...mereka hanya bekerja utk Uang semata
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Rela Berkunjung di Blog Agustinus.