Sangat bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh pemerintah bahwa kemiskinan dan pengangguran trennya mengalami penurunan, fakta dan kenyataan pembangunan telah mengakibatkan jumlah penduduk super miskin dan miskin di Indonesia cenderung naik. signifikan Sementara itu, APBN dan utang kita selama 10 tahun terakhir terus meningkat, dengan tajam, kekayaan alam kita terus menurun karena dikuras para penjajah-penjajah ekonomi, hasil tambang kita disedot koorporasi yang menguntungkan kelompoknya saja, kekayaan laut dicuri nelayan asing hingga nelayan kita menderita. Tak ketinggalan, lingkungan alam pun rusak parah karena maraknya penjarahan pasir, makin banyak rakyat yang kelaparan dan kurang gizi, serta hampir semua indeks sosial kehidupan kita merosot.
Bahkan, kematian karena flu burung pun INDONESIA berada di urutan pertama, sama seperti banyaknya kematian karena kecelakaan transportasi. Belum lagi bencana alam seperti tanah longsor dan banjir karena ulah-ulah manusia yang hanya berfikir kepentingan pribadi sejalan dengan laju pembangunan yang direstui pemerintah dan parlemen.
Benarkah kebijakan pembangunan ekonomi kita itu merupakan produk konspirasi asing dengan elite nasional kaki tangannya di Indonesia??? Jadi untuk apa dan untuk siapa sebenarnya kita membangun selama ini??? Untuk elite asing dan elite nasional ataukah untuk rakyat???
Yang pasti pembangunan sekarang ini belum dinikmati sebagian besar rakyat, artinya, kebijakan-kebijakan pembangunan ekonomi pemerintah jelas salah jalan karena bukan saja menambah jumlah penduduk miskin dan super miskin, tetapi juga telah memiskinkan bumi dan alam Indonesia.
Tengok saja dari Aceh sampai Papua, baik rakyatnya yang masih miskin ya tetap miskin maupun alamnya yang rusak akibat kebijakan-kebijakan pembanguna yang salah. Ironisnya lagi, pembangunan yang tidak berkeadilan ini juga melebarkan jurang kekayaan dan penghasilan penduduk di Indonesia.
Jurang yang melebar antara the have and the have not ini dapat kita lihat secara kasat mata dalam kehidupan nyata sehari-hari maupun yang tidak kasat mata seperti indikasi di perbankan dan pasar modal.
Dari uang masyarakat yang disimpan di perbankan Rp 1.287 triliun, sebanyak 80 persennya atau Rp 1.029 triliun dimiliki 1,5 persen nasabah. Atau dari nilai kapitalisasi pasar modal yang Rp 1.246 triliun, 70 persennya dipunyai orang asing dan hanya 30 persen milik nasional, dan inipun layak diduga bukan milik rakyat kecil tetapi kemungkinan besar elite ekonomi yang sama dengan pemilik dana di perbankan yang Rp 1.029 triliun itu.
Artinya pembangunan ekonomi gagal total baik dari segi kesejahteraan rakyat, kelestarian alam, kemandirian bangsa maupun asas keadilan/pemerataan. Lebih jauh lagi, bahkan menempatkan INDONESIA semakin jauh tertinggal dari negara lain.
Rezim SBY penguasa ekonomi sekarang ini sebenarnya telah 10 tahun berkuasa dan hasilnya adalah peningkatan kemiskinan rakyat seluruh INDONESIA dan kerusakan alam INDONESIA, serta penambahan saldo utang luar negeri.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Rela Berkunjung di Blog Agustinus.