Sejumlah warga Desa Kalidawir Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo menuntut PT. Lapindo Brantas Inc (LBI) agar menghentikan eksploitasi gas alam terkompresi (CNG) di desanya, mereka memprotes lantaran, kini muncul gelembung atau bubble yang keluar dari areal persawahan di sekitar sumur gas Kalidawir.
Warga menduga bubble tersebut keluar setelah Lapindo mengebor sumur gas di Kalidawir, "Kami trauma, takut keluar lumpur panas seperti di Siring," kata Ketua Rukun Warga 2 Desa Kalidawir Muhammad Arifin, Rabu (16/3).
Warga mengamati sebanyak tujuh titik yang mengeluarkan bubble di sawah garapan Munir ini, warga resah dengan fenomena alam ini, sebab bubble keluar bersamaan dengan rencana PT. Lapindo Brantas Inc. akan memperdalam sumur Kalidawir sedalam 1.100 meter.
Warga Kalidawir lainnya, Muhammad Anas secara tegas menolak pengeboran sumur CNG tersebut. Menurut dia, warga trauma dengan semburan lumpur Lapindo yang menyebabkan 12 desa tenggelam. Serta ribuan jiwa warga Porong terusir dari kampungnya. "Jangan kirim bencana itu ke desa kami," katanya.
Juru bicara Lapindo Brantas Inc. Diaz Roychan mengatakan, telah menurunkan tim geologi untuk memeriksa semburan bubble tersebut. Mereka meneliti apakah bubble tersebut ada kaitannya dengan pengeboran sumur Kalidawir atau sumur Banjar Panji 1 yang mengeluarkan semburan lumpur. "Tak ada hubungannya dengan sumur gas Kalidawir maupun Lumpur Sidoarjo," katanya melalui pesan pendek.
Menurut tim geologi, kata Diaz Roychan, sumur gas bumi di Kalidawir aman dan tak berpotensi mengeluarkan lumpur. Terbukti, katanya, selama beroperasi sumur Kalidawir tak bermasalah. "Sumur Kalidawir adalah sumur dangkal berbeda dengan sumur Banjar Panji yang mengeluarkan lumpur," ujarnya.
Sumur gas di Kalidawir telah dieksploitasi sejak enam tahun silam. Diaz beralasan selama ini warga sekitar lokasi pengeboran sumur gas bumi Kalidawir juga kooperatif. Serta kerap berdialog bersama, ia menyangkal jika warga menolak operasional gas di Kalidawir. "Beroperasional sejak 2005, aman-aman saja. Lancar," katanya.
Diaz menjelaskan jika sumur di Kalidawir menghasilkan CNG untuk memenuhi jaringan distribusi gas bumi di Kota Surabaya program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Kini, telah terpasang sekitar 2.900 sambungan rumah berada di Kelurahan Kalirungkut dan Rungkut Kidul.
Sedangkan pengelolaan jaringan distribusi dikerjakan oleh PT Petrogas Jatim Utama, perusahaan umum daerah milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sumber : Tempointeraktif.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Rela Berkunjung di Blog Agustinus.