Tersangka kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet Sea Games XVII
Jakabaring, Palembang, M. Nazaruddin menuding KPK tidak berani
menindaklanjuti perkembangan kasusnya. KPK dianggap hanya akan memutus
benang merah kasus itu sampai di Nazaruddin saja, tanpa menyentuh
pihak-pihak yang sudah diungkap oleh Nazaruddin.
Menurut Pengamat Politik Study for Indonesia Indepth (SIGI) Medrial
Alamsyah, sebagai lembaga pemberantas kejahatan ekstra ordinary, KPK
seharusnya menjadi satu-satunya lembaga harapan Indonesia. Sebab,
lembaga tersebut memiliki perlengkapan superbodi dalam menangani setiap
kasus yang ditanganinya, terutama kasus korupsi. Akan tetapi, tidak bisa
dihindarkan pula, bila lembaga ini bersenggolan dengan urusan politik.
“Sudah banyak peristiwa secara kentara membuat kita bertanya-tanya, ada apa di KPK ini?” jelasnya, Jumat, 8 Juli 2011.
Sebab, jelasnya, beberapa tindakan KPK dalam menangani kasus
Nazaruddin seringkali terlambat dan selalu membantah ketika
dikonfirmasikan kebenarannya. Padahal telah nyata-nyata KPK kurang gesit
dalam menangani, mulai dari pengeluaran surat cegah, menetapkan
Nazaruddin sebagai tersangka setelah Nazaruddin tidak di Singapura, dan
lainnya.
Menurut Medrial, seumpama pimpinan KPK itu bersih, tetapi lembaga ini
tidak hanya terdiri dari pimpinan saja. Aparat KPK tersebut kebanyakan
adalah mantan polisi dan ada polisi yang dipinjamkan ke situ dalam
melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus korupsi di KPK.
“Ibaratnya, pimpinan KPK ini tidak bisa mengendalikan sepenuhnya
orang-orang yang berada di bawahnya sehingga bekerja masing-masing. Oleh
karena itu, permainan kasus tidak bisa dihindari,” ujarnya. Kata
Medrial, aparat KPK juga pasti realistis, jika tiba-tiba KPK dibubarkan,
artinya mereka (aparat KPK) ini akan kembali ke kepolisian. Sehingga
segala upaya akan dilakukan.
Senada dengan hal itu, peneliti hukum Pusat Kajian Antikorupsi
(PUKAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Hifdzil Alim memang
telah mencurigai di KPK ada mata-mata yang tidak bersih dalam menangani
kasus korupsi.
“Selama ini, rakyat Indonesia selalu beranggapan KPK
selalu berintegritas, tetapi jika mulai tercium bau tidak sedap seperti
ini, semakin memberi keyakinan ada yang tidak bersih di KPK,” tukasnya
saat dihubungi
Juru Bicara KPK Johan Budi SP belum bisa dikonfirmasi mengenai
tudingan Nazaruddin tersebut. Bahkan, Johan mematikan ponselnya setelah
beberapa kali ditelepon.
Sebelumnya, Nazaruddin mengaku pesimistis KPK mampu membongkar kasus
itu secara tuntas. Penyebabnya, sejumlah pimpinan PD sudah melakukan
pertemuan dengan KPK.
“Saya yakin KPK tidak berani menindak lanjuti masalah ini, karena
udah ada pertemuan pimpinan KPK dengan Pimpinan Demokrat supaya kasus
ini jangan dikembangkan lagi hanya dihabiskan sampai di Nazar. Padahal,
informasi dari penyidik di KPK udah cukup bukti untuk menjadikan
Angelina, Mirwan, dan Anas dan Andi Mallarangeng untuk menjadi
tersangka.
Tetapi sudah ada deal di atas antara pimpinan KPK dan
Pimpinan Demokrat supaya kasus jangan dikembangkan lagi,” ujar Nazar.
http://matanews.com/2011/07/08/masihkah-kpk-bisa-diandalkan
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Rela Berkunjung di Blog Agustinus.