Ada dua laporan dari lokasi pertemuan ini.
Yang kedua dibawah ini tulisan dari Rudi Rubiandini yang ikut hadir dalam pertemuan ilmiah AAPG di cape town.
Laporan Konferensi AAPG di Cape Town Afrika-Selatan Tentang Lumpur Sidoarjo 28 Oktober 2008.
” 42 AHLI DUNIA BERPENDAPAT LUMPUR SIDOARDJO DIAKIBATKAN OLEH KESALAHAN PEMBORAN DAN HANYA 3 AHLI YANG SETUJU KARENA GEMPABUMI ”
AAPG 2008 International Conference & Exhibition dilaksanakan di
Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29
Oktober 2008, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh
American Association of Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli
geologi seluruh dunia.
Pada acara ini disampaikan sekitar 600 makalah dalam 97 tema yang
berbeda, dan terdapat 6 buah tema khusus yang sangat dianggap penting
yaitu “Lusi Mud Volcano: Earthquake or Drilling Trigger”. Tema ini
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 28 oktober 2008 jam 13.30 waktu
setempat.
Pada ruangan tersebut hadir ahli geologi manca negara yang sebagian
mereka adalah juga pernah menghadiri pertemuan di London seminggu yang
lalu dengan tema yang sama, pertemuan yang sudah berlalu itu
menghasilkan suatu pertanyaan besar dan mengerucut pada data pemboran
yang harus dikaji dan diperjelas.
Peserta diskusi sekitar 90 ahli tersebut yang tentunya akan
memberikan opini yang netral dan obyektif datang tepat waktu dan penuh
dengan antusiasme yang tinggi, dan disambut dengan selembar informasi
perkembangan terakhir yang dikeluarkan Lapindo. Dimana sebelumnya
Lapindo juga telah membagi-bagikan Brosur 6 halaman berwarna dengan
kualitas lux yang menjelaskan tentang seluruh kegiatan yang telah
dilakukan di lapangan kepada peserta konferensi.
Selama pertemuan, terdapat 4 (empat) pembicara yaitu :
1. Dr.Adriano Mazzini dari Unversitas Oslo seorang ahli Mud
Vulcano yang selama ini sangat yakin dengan teori bahwa lumpur lapindo
disebabkan oleh gempa Yogyakarta.
2. Nurrochmat Sawolo sebagai ahli pemboran dari lapindo yang
mengetahui seluk beluk pemboran di sumur BJP-1 sejak persiapan,
pelaksanaan sampai semburan terjadi di Sidoardjo, yang dibantu Bambang
Istadi.
3. Seorang pembicara dari Universitas Curtin Australia yaitu Dr.
Mark Tingay ahli gempa yang berpendapat bahwa energi gempa Yogyakarta
terlalu kecil sebagai penyebab terjadinya semburan di Sidoardjo.
4. Prof. Richard Davies dari Universitas Durham Inggris ahli
geologi yang bekerjasama dengan ahli pemboran Indonesia yang diwakili
oleh Susila Lusiaga dan Rudi Rubiandini dari Institut Teknologi Bandung
yang menyampaikan secara detail dan jelas data-data dan bukti selama
proses kejadian dilihat dari sisi operasi pemboran.
Sejumlah tidak kurang dari 20 penanya menghangatkan dan mempertajam
materi diskusi yang mengarah pada penyebab yang sebenarnya, kemudian
dilanjutkan dengan sesi perdebatan yang melibatkan seluruh opini yang
berkembang dan dimoderatori oleh ahli geologi senior dari Australia.
Acara diskusi berjalan sekitar 2,5 jam tersebut diakhiri dengan
voting (pengambilan pendapat) oleh seluruh peserta yang hadir untuk
memperoleh kepastian pendapat para ahli dunia tersebut dengan
menggunakan metoda langsung angkat tangan.
Hasil dari voting tersebut menghasilkan 3 (tiga) suara yang mendukung
GEMPA YOGYA sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara menyatakan
PEMBORAN sebagai penyebab, 13 (tiga belas) suara menyatakan KOMBINASI
Gempa dan Pemboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara)
menyatakan belum bisa mengambil opini (inconclusive).
Dengan kesimpulan ahli dunia seperti ini, tidak perlu diragukan dan
didiskusikan lagi bahwa penyebab semburan lumpur di Sidoardjo adalah
akibat kegiatan Pemboran.
Salam dari Cape Town
Rudi Rubiandini R.S. TM-80.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Rela Berkunjung di Blog Agustinus.