Di sela-sela acara pengumuman empat pemain Indonesian Football Academy (IFA) yang akan dititipkan ke akademi pemain muda Leicester City, Inggris, Rahim menguraikan sistem pembinaan Indonesia selama ini.
“Mind set mengenai pembinaan pemain muda selama ini salah. Kita harus merubah pola pikir itu,” ujarnya di Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (28/1/11).
“Pemain-pemain usia muda saat ini mengalami short winning, long term loosing. Mereka dituntut terlalu tinggi untuk memenangkan semuanya membuat fokusnya hanya kepada jangka pendek. Setelah itu untuk jangka panjang tidak tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
Menurut Rahim, tidak seharusnya seperti itu. Pemain muda tidak perlu dibebani target terlalu tinggi. Yang penting adalah bagaimana caranya mereka bermain dengan sebaik mungkin.
“Karena itu di kompetisi usia muda tidak ada namanya Juara I, yang ada disebutkan adalah tim terbaik,” tukasnya.
IFA adalah program pembinaan pemain muda yang dikelola secara profesional namun bernaung di bawah PSSI dan diketuai Iman Arif, Deputi Teknis Badan Tim Nasional Indonesia.
Rahim sendiri saat ini berkonsentrasi mengawasi SAD Uruguay, program pembinaan muda lainnya. Bila IFA diadakan di Indonesia, SAD, sesuai namanya, diikutsertakan dalam kompetisi pemain muda Uruguay. Salah satu hasilnya adalah Syamsir Alam.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Rela Berkunjung di Blog Agustinus.